This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

15 Okt 2012

Sepak Terjang Bahasa Indonesia



Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional Bangsa Indonesia. Tentunya bahasa Indonesia bukanlah hal yang asing lagi. Bahkan bahasa ini digunakan untuk berbicara, menulis, dan kegiatan sehari-hari lainnya. Bahasa Indonesia telah mengalami banyak perubahan baik dari penyempurnaan ejaan, terpengaruh oleh perkembangan global, maupun dari masyarakat Indonesia itu sendiri.

Asal Mula Bahasa Indonesia

Awal mula Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu, sebuah Bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca atau bahasa pergaulan di Nusantara, sejak abad-abad awal penanggalan modern. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya. Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar. Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah telanjur diambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.

Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah. Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pasca kemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
  1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan) mayoritas di Republik Indonesia.
  2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau. Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
  3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak, atau Banjarmasin, atau Samarinda, atau Maluku, atau Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
  4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun 1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris. Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.

Ejaan Yang Disempurnakan

Setelah resmi menjadi bahasa nasional, Bahasa Indonesia terus mengalami perubahan. Baik itu dalam hal penyempurnaan ejaan, maupun menyerap bahasa-bahasa asing. Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Agustus 1975 Nomor 0196/U/1975 memberlakukan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" dan "Pedoman Umum Pembentukan Istilah". Pada tahun 1987, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987 tentang Penyempurnaan "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan". Keputusan menteri ini menyempurnakan EYD edisi 1975. Pada tahun 2009, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan dikeluarkannya peraturan menteri ini, maka EYD edisi 1987 diganti dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Bahasa Indonesia Sekarang Ini

Sekarang ini penggunaan bahasa asing seperti Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang dan lain sebagainya semakin marak. Baik dalam hal pendidikan, dunia kerja, dunia hiburan dan aspek kehidupan lainnya. Bahkan tidak jarang penggunaan bahasa asing terselip dalam percakapan sehari-hari. Memang tidak ada salahnya mempelajari bahasa asing demi membuka wawasan global. Namun sayangnya sebagian masyarakat Indonesia mengganggap bahwa menggunakan bahasa asing sebagai sebuah trend yang membuat seseorang nampak lebih keren. Ini dianggap sebagai kebutuhan modal,  juga sebagai tolak ukur kemajuan individu-individu di masa depan. Tapi ini mempunyai pengaruh secara langsung dan tak langsung, yaitu bahasa asing menjadi bahasa sehari-hari agar terbiasa dan juga sebagai alat latih untuk memperlancar pengucapan, pendengaran dan penulisan. Cukup memprihatinkan, karena fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dari Warga Negara Indonesia menjadi tergeser. Karena bahasa asing, menjadi bahasa pergaulan, menjadi jembatan dalam persaingan global dan juga salah satu syarat dalam dunia pekerjaan. Tak dipungkiri pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan Bahasa Indonesia.

Dampak pengaruh global memang semakin terasa dewasa ini. Hal ini terdorong oleh maraknya dunia hiburan yang masuk dan hampir merajai dunia hiburan Indonesia. Bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah semakin tergeser berganti dengan bahasa asing, ‘bahasa gaul’ maupun ‘bahasa alay’ dan bahasa-bahasa anak muda lainnya. Munculnya bahasa alay merupakan ancaman yang cukup serius pada penggunaan bahasa lisan dan tulis. Terkadang penggunaan bahasa lisan tidak terlalu disorot, karena merupakan bahasa percakapan sehari-hari, meski demikian pada situasi formal penggunaan bahasa lisan yang kurang baik akan menimbulkan kesan kurang baik pada penggunanya. Seseorang terbiasa menggunakan elo, gue akan cenderung sulit menggunakan kata saya, anda. Banyak remaja yang lancar dalam penggunaan bahasa alay, tetapi kesulitan dalam berbahasa Indonesia. Adanya SMS (Short Message Service) dirasa menjadi salah satu pemicu munculnya bahasa tulis yang menyimpang. Bermula dari kata-kata yang disingkat, akhirnya menimbulkan singkatan kata yang menyimpang dari kata yang dimaksud. Munculnya jejaring sosial seperti friendster, facebook, dan twitter, mendorong kian maraknya penggunaan  bahasa alay di Indonesia, karena dari jejaring sosial tersebut juga muncul kosakata baru.

Bahasa gaul maupun bahasa alay tak hanya menjamur di kalangan remaja saja, tapi sudah menyebar juga di kalangan anak-anak. Hal ini cukup berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Bahkan bagi para pelajar tidak jarang menggunakan singkatan-singkatan dalam menulis catatan, serta menggunakan bahasa gaul maupun bahasa alay dalam berbicara dengan guru. Sehingga tidak jarang para pelajar kesulitan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, sebab mereka tidak terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bahasa Indonesia di Mata Dunia

Ternyata tak hanya negara Indonesia sendiri yang menerapkan pelajaran Bahasa Indonesia, saat ini Bahasa Indonesia juga dipelajari di lebih dari empat puluh lima negara di dunia. Beberapa di antaranya adalah Australia, Jepang, Vietnam, Mesir, dan Italia. Hal ini membuat Bahasa Indonesia masuk ke dalam peringkat 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Di Australia, bahasa Indonesia merupakan bahasa paling populer keempat. Sekitar 500 sekolah pada tingkat pendidikan dasar yang mengajarkan bahasa Indonesia di sana (187 diantaranya berada di Australia Barat), dan biasanya Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang wajib dipelajari di tingkat sekolah dasar.

Sementara itu di benua Afrika, Mesir tercatat sebagai negara yang paling utama mengembangkan Bahasa Indonesia. Di negara yang paling pertama mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia itu baru saja dibangun Pusat Studi Indonesia. Pusat Studi ini ada di Suez Canal University, dan merupakan langkah awal untuk lebih mendalami Indonesia dari semua aspek, mencakup ideologi, politik, sosial dan budaya, ekonomi dan pertahanan keamanannya.

Terbang jauh ke benua Eropa, ada Italia yang juga memiliki minat mendalam terhadap Bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah klub sepakbola asal negara tersebut yang telah meluncurkan situs resmi mereka dalam bahasa tanah air yang disebut–sebut sebagai bahasa tersulit ketiga di Asia ini. Sejauh ini ada tiga klub Italia yang memiliki situs dalam bahasa Indonesia yaitu Juventus, Intermilan, dan AC Milan.

Di benua Asia kita menemukan Jepang yang juga intens mendalami Bahasa Indonesia. Di negara matahari terbit ini telah lama didirikan pusat-pusat studi Indonesia. Salah satunya yang didirikan oleh Nihon-Indonesia Gakkai atau Perhimpunan Pengkaji Indonesia Seluruh Jepang tahun 1969. Anggota organisasi ini terdiri dari kalangan akademisi Jepang yang mengajar bahasa dan berbagai aspek tentang Indonesia di berbagai Universitas di Jepang. Sejak tahun 1992 organisasi ini mulai melakukan ujian kemampuan Bahasa Indonesia. Hingga kini tercatat lebih dari 12.500 peserta yang telah mengikuti tes kemampuan berbahasa Indonesia dalam berbagai level atau tingkatan.

Sejarah pengajaran Bahasa Indonesia di Jepang tidak lepas dari sejarah berdirinya Tokyo University of Foreign Studies (Tokyo Gaikugo Daigaku). Universitas yang didirikan pada tahun 1899 ini mulai mengajarkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa asing kedua setelah Bahasa Inggris pada tahun 1922. Diikuti 3 tahun kemudian oleh Universitas Tenri yang mulai mengajarkan Bahasa Indonesia pada tahun 1925. saat ini ada beberapa perguruan tinggi di Jepang yang membuka jurusan Bahasa Indonesia antara lain Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian Asing Osaka, Universitas Sango Kyoto, dan Universitas Setsunan. Sementara yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan ada lebih dari 20 perguruan tinggi di Jepang.

Selain itu, Vietnam juga merupakan negara yang menghargai Bahasa Indonesia. Di Vietnam, posisi bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Perancis dan Jepang sebagai bahasa resmi yang diprioritaskan. Bahkan sejak akhir 2007, pemerintah daerah Ho Chi Minh City menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua setelah bahasa Vietnam, menempatkan Vietnam sebagai negara kedua setelah Indonesia yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi.

Maka dari itu sudah selayaknya kita sebagai rakyat Indonesia berbangga atas Bahasa Indonesia yang kini sudah mendunia. Sebab bahasa nasional merupakan kehormatan dan identitas bangsa. Dengan menjaga Bahasa Indonesia, secara tidak langsung kita telah menjaga martabat bangsa.


Tugas Bahasa Indonesia 1